Senin, 14 Juli 2008

TUGAS I : SP. PSIKOLOGI UMUM

2. Psikologi sebagai ilmu biososial

Di pihak lain, Psikologi juga dipandang sebagai Ilmu Biososial karena baik aspek-aspek sosial perilaku organisme maupun aspek-aspek Fisiologis atau Biologis terjadinya prilaku mendapat perhatian yang sama besarnya.
Sejak awal perkembangannya Psikologi banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain. Telah diakui bahwa psikologi berinduk kepada Filsafat, khususnya filsafat mental. Namun dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu (Beta) seperti Fisika, Kimia dan Biologi memberikan andil yang cukup besar baik dalam aspek metodologi maupun topik-topik kajian. Sulit untuk merinci pengaruh tersebut satu persatu.

3. Tokoh psikologi modern dan teorinya
  • Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.

Latar belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide - ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.

Ide pokok dari teori - teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah - masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.


Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak - kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

  • John Dewey
John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi ide Dewey, anak-anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan fisik, baru peminatan.

Bandingkan pendapat Dewey tsb dengan sabda Rasulullah SAW "didiklah anak-anakmu untuk jamannya yang bukan jamanmu"

  • . Maria Montessori (1870 - 1952), sebagai seorang dokter dan antropolog wanita Italy yang pertama, ia berminat terhadap pendidikan anak terbelakang, yang ternyata metodenya dapat digunakan pada anak normal. Tahun 1907 ia mendirikan sekolah "Dei Bambini" atau rumah anak di daerah kumuh di Roma. Metode Montessori adalah pengembangan kecakapan indrawi untuk menguasai iptek untuk diorganisasikan dalam pikirannya, dengan menggunakan peralatan yang didesain khusus. Belajar membaca dan menulis diajarkan bersamaan. Montessori berpendapat anak usia 2 - 6 tahun paling cepat untuk belajar membaca dan menulis. Kritik terhadap Montessori adalah karena kurang menekankan pada perkembangan bahasa dan sosial, kreatifitas, musik dan seni.

John Dewey dalam buku Education and Democracy (1916) telah mendengungkan konsep pendidikan integral berdasarkan pada kemampuan, kebutuhan, dan pengalaman peserta didik. Pendidikan yang berbasis realitas dan pengalaman anak didik sebenarnya bentuk perlawanan dan kritik pada pola-pola pendidikan tradisional yang hanya memindahkan ilmu pengetahuan masa lampau kepada tiap generasi baru.
  1. Konsep Pengalaman

    Aspek pengalaman dalam pendidikan dapat kita lihat dalam buah pikiran John Dewey.(1859-1952). Dewey berpendapat bahwa pendidikan adalah proses rekonstruksi dan reorganisasi pengalaman-pengalaman. Melalui pengalaman seseorang akan memperoleh makna dan sekaligus peluang untuk memperoleh pengalaman berikutnya. Untak itulah J.Dewey menegaskan bahwa konsep pengalaman merupakan intipati pendidikan. Kunci untuk memahami diri dan dunia kita menurut Dewey, tiada lain adalah pengalaman-pengalaman kita sendiri. Dengan kata lain J.Dewey mencita-citakan adanya strategi pendidikan moral yang mengangkat pengalaman hidup anak didik. Pengalaman hidup ini bisa berasal dari aktivitas keseharian, ataupun dari kegiatan yang diprogramkan oleh lembaga-lembaga tertentu

  • william james "Pragmatisma".

  • William James (1842-1910), mungkin adalah filsuf dan psikolog Amerika yang paling berpengaruh, dilahirkan di kota New York , tetapi menghabiskan masa kecilnya di Eropa.

Pendidikan dasarnya tidaklah biasa dan berganti-ganti, dikarenakan seringnya berpindah dari satu kota ke yang lain dan juga keinginan ayahnya agar dia lebih berkembang. Dia melewatkan masa pendidikannya disekolah umum dan dari guru bimbingan pribadinya di Swiss, Prancis, Inggris dan Amerika. Selama thun-tahun itu, dia hanya bisa membayangkan bagaimana kehidupan di sekolah sebenarnya. Setelah mendalami seni selama beberapa tahun, dia menyadari bahwa seni bukanlah bidangnya; dan pada tahun 1861 dia masuk ke Lawrence Scientific School di Cambridge, yang memberikan karir di bidang sains dan koneksi dengan Universitas Harvard yang terus berlangsung seumur hidupnya.

Saat berusia 35 tahun, dia telah menjadi dosen di universitas ini. Dia menjadi instruktur fisiologi dan anatomi selama 7 tahun, guru besar filsafat selama 9 tahun, dan menjadi guru besar psikologi sampai 10 tahun terakhir dia mengajar, saat dia kembali lagi mengajar filsafat. Dia adalah penulis yang produktif dan berbakat dibidang filsafat, psikologi dan pendidikan, dan pengarunya pada kehidupan pendidikan di Amerika sangatlah mengesankan. Karya terbesar dan paling berpengaruhnmya, The Principles Of Pshychology (Dasar-dasar Psikologi), yang diterbitkan tahun 1980, nantinya akan menjadi materi pendidikan modern yang sangat berpengaruh. Pemikirannya terhadap pendidikan dan pandangannya terhadap cara kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang terkenal Talks to Teacher. Selain sangat terkenal, buku-buku ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan pengajarnya. Teori dan praktek pendidikan, adalah hutang terbesar Amerika kepada “ Bapak Pendidikan Psikologi Modern” ini.

William James adalah seorang yang individualis. Didalam bukunya Talks to Teacher tidak terdapat pernyataan mengenai pendidikan sebagai fungsi sisal. Baginya pendidikan lebih cenderung kepada “ organisasi yang ketertarikan mendalam terhadap tingkah laku dan ketertarikan akan kebiasaan dalam tingkah laku dan aksi yang menempatkan individual pada linkungannya”. Teori perkembangan diartikannya sebagai susunan dasar dari pengalaman mental untuk bertahan hidup. Pemikirannya ini dipengaruhi oleh insting dan pengalamannya mempelajari psikologi hewan dan doktrin teori evolusi biologi.

Ketertarikan James akan insting dan pemberian tempat untuk itu dalam pendidikan, menjadikan para pembaca bukunya peraya akan salah satu tujuan terpenting didalam pendidkan adalah memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengikuti instingnya. Yang nantinya akan menjadi peribahasa teori pendidikan. “ Bekerjasamalah dengan insting, jangan melawannya”. Pembaca yang lebih teliti dapat menemukan tulisan yang lebih menguatkan akan hal ini, tapi ketidak raguannya ditunjukkannya melalui pernyataan-pernyataannya bahwa persatuan para psikolog telah salah mengenali kekuatan insting didalam kehidupan manusia.

Teori James akan insting sangatlah bersifat individualis dan sangatlah kolot pada pelaksanaannya. Mengesampingkan pernyataannya mengenai perubahan insting, yang berlawanan dengan diskusinya pada “Iron Law of Habit/Hukum Utama Kebiasaan” dan keprcayaannya akan tujuan dasar pendidikan sebagai pengembangan awal kebiasaan individual dan kelompok, dalam pembentukan masyarakat yang lebih sempurna.

Singkatnya, James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan semua insting asli yang dikenal oleh anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan kebiasaan seagai bagian dari diri untuk menjadikan pribadi yang lebih baik.


TUGAS I: SP PSIKOLOGI UMUM

3. Cabang-cabang ilmu psikologi
  • psikologi penyesuaian diri
  • psikologi belajar
  • psikologi industri
  • psikologi pendidikan
  • psikologi klinis
  • psikologi sosial
  • psikologi mental
  • psikologi lingkungan
  • psikologi perkawinan
  • psikologi militer

Selasa, 29 April 2008

Tugas BK

Tugas 1

A. Buatlah instrument wawancara atau daftar pertanyaaan yang bertujuan untuk mengetahui

1. Perubahan apa saja yang terdapat dalam motivasi ?

2. Bagaimana caranya seorang guru agar tetap memberikan kesuksesan untuk siswa ?

3. Bagaimana caranya agar siswa tidak terpengaruh lingkungan yang tidak baik ?

4. Langkah-langkah apa saja agar keunikan dalam diri siswa tetap tertanam ?

B. Jelaskan Teori belajar di bawah ini !

Teori belajar behaviorisme

John. B Watson adalah pelopor aliraan behaviorisme. Dia menyatakan bahwa psikologi yang dipelajari orang selama ini baik kaum strukturalisme maupun fungsionalisme termasuk metode yang mereka lakukan semuanya salah. Ia juga berpendapat bahwa mempelajari gejala atau pengalaman kesadaran dengan teknik observasi introspeksi meskipun dengan cara eksperimental sekalipun adalah kurang tepat kerena dengan introspeksi yang subjektif itu tidak mungkin menjamin hasil yang objektif. Oleh karena itu, Watson menghimbau agar psikologi tidak lgi memusatkan perhatiannya untuk mempelajari gejala- gejala kesadaran atau bawah sadar tetapi sesuai dengan tugasnya psikologi harus berupaya untuk meramalkan apa sebenarnya yang menjadi sasaran apa tujuan tingkah laku dan berusaha agar bagaimana seorang dapat maengendalikan tingkah laku tersebut. Teori ini mempengaruhi pemikiran psikologi modern salah satu tokohnya adalah: Pavlov, ER. Guthrie, C.Hull

Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld). Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.

Jika behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai tujuan pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan usia, sementara konstruktivisme menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktivan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.

Tugas 3

Landasan Sosial-Budaya

Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor dengan klien, yang mungkin antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice) yang biasanya tidak tepat. Penilaian terhadap orang lain disamping dapat menghasilkan penilaian positif tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif. Kecemasan muncul ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan dia tidak tahu sama sekali apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komuniskasi sosial antara konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.

Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.

Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.

Sejak awal dicetuskannya gerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling telah menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungan secara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003).

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”. Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan teori dan praktek bimbingan dan konseling, seperti : psikologi, ilmu pendidikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum dan agama. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya. Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.

Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel (Prayitno, 2003) bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan penelitian.

Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, Prayitno (2003) memperluas landasan bimbingan dan konseling dengan menambahkan landasan paedagogis, landasan religius dan landasan yuridis-formal.

Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu : (a) manusia sebagai makhluk Tuhan; (b) sikap yang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama; dan (c) upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dengan dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah. Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang berlandaskan spiritual atau religi.

Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang – Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Indonesia.

Selasa, 01 April 2008

Permasalahan dari Silabus Pelayanan Bimbingan Konseling


SILABUS BIMBINGAN KONSELING BERRBASIS KOMPETENSI SMA NEGERI 60 KELAS: XII



Sub Tugas Perkembangan

  • Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karier dan melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam masyarakat yang lebih luas.
Bidang Karier
  • Pengembangan kemampuan mengendali dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
Rumusan Masalah
  • Menguasaan pengetahuan dan ketelampilan akademik/psikomotor, berkarya dan mengalihgunakan ilmu, teknologi dan seni untuk hidup di masyarakat lokal, nasional, regional dan internasional.
Materi Perkembangan
  • Perencanaan karier.
Permasalahan

  • Pada masa SMA kelas 3, banyak sekali problematika yang terjadi. apalagi siswa dalam menentukan pilihan masa depannya, yaitu dalam membina kariernya ke depan. bisanya pada masa-masa ini siswa belum tahu/masih bingung tentang masa depannya, kerena siswa tersebut masih terpengaruh oleh teman-temannya. Sehingga ia sulit untuk menentukan pilihan kariernya ke masa depan.
Dalam promblematika di atas, dapat diambil solusi yaitu dengan cara seorang anak harus benar-benar mendapat keputusannya dalam membina kariernya ke depan. Dalam merencanakan kelanjutan studi ke jenjang pendidikan tinggi, siswa tersebut harus bisa mengoptimalkan potensi diri yang lebih matang agar peluang untuk perencanaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Didalam agama dikatakan bahwa setiap insan "belajar sepanjang hayat" merupakan usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir mendatangkan pahala. Dalam konteks di atas, mengandung makna bahwa setiap insan menuntut ilmu, harus memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran potensi diri.

Selasa, 18 Maret 2008

silabus bimbingan konseling

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tahun Pelajaran : 2006 - 2007


Sekolah : SMA Negeri 60 Jakarta Kelas : XII Semester: 5


Sub Tugas Perkembangan :

Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


BIDANG

BIMBINGAN

KOMPETENSI

YANG DIHARAPKAN

MATERI PELAYANAN BK

KEGIATAN

KETERA

NGAN




LAYANAN

PENDUKUNG

PENILAIAN


1

2

3

4

5

6

7









































Pribadi :


1.Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa


2.Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baikdalam

kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya di masa depan



Sosial :

Aspek- aspek dalam kehidupan beragama






















Belajar:

Usaha berfikir dan meng- optimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala























Karier:

Aspek-aspek bekerja dan pengembangan karier dalam kehidupan beragama


1.Memiliki keyakinan dan ketagwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya








1.1. Memahami diri sendiri dan eksistensi diri manusia sebagai machluk Tuhan


1.2. Mensinergikan dzikir, fikir dan ikhtiar











2.Memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan


2.1. Menyadari tugas dan kewajibannya sebagai mahluk Tuhan YME


2.2. Membangkitkan rasa spiritual dan rasa bertanggungjawab untuk memikirkan peran sendiri dalam kehidupan ini


2.3. Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu



2.4. Menghiasi diri dengan sifat-sifat unggul





























  1. ESQ Mendasari Perencanaan Masa Depan


    1. Kesuksesan individu dalam kariernya,

akan diawali adanya suatu perencanaan masa depan yang didasari adanya kecerdasan emotional dan sprititual (esq). Dan individu dikatakan sukses , bilamana yang bersangkutan berguna baik bagi dirinya maupun bagi orang lain Kesuksesan yang dimaksud meliputi; akademis dan non akademis, talenta dan pengalaman Pemahaman EQ (Emotional Quotient)

* Sukses akademis ; mampu menyelesaikan studi lanjut S1,S2,S3 hasil karyanya dapat bermanfaat dan diakui bagi orang lain (dokter, guru, desainer.dll)

* Sukses non akademis ; hasil karyanya yang diperoleh dari pengembangan diri tanpa melalui jenjang perguruan tinggi, dapat dipergunakan dan diakui manfaatnya oleh orang lain (penjahit, kapster,dll.)

* Sukses talenta ; keberhasilannya dari pengembangan bakat yang dimiliki (penyanyi, pegulat, dll)

* Sukses pengalaman ; keberhasilan yang diperoleh dari kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh.


    1. Dimensi IQ, EQ, SQ pada satu garis orbit God Spot

Setiap individu secara garis besar memiliki kemampuan intelektual, emosi dan spiritual

  • Kecerdasan Intelektual ; kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta efektiv dalam mengolah dan menguasai lingkungan dengan menggunakan akal logika.

  • Kecerdasan Emosi ; kemampuan memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi serta mampu mengendalikan dorongan hati, mengatur serta memelihara suasana hati

  • Kecerdasan Spiritual ; kemampuan individu dalam menjalin hubungan dengan Tuhannya, mampu berpikir kreatif, berwawasan jernih dan berisikan suara hati


ESQ (Emotional Spiritual Quotient) adalah mekanisme me “manage” ketiga dimensi Inteltual, Emotional dan Spiritual.


Tugas 1:

Siswa diberikan tugas , menuliskan kunci kata hati ; 10 sifat positp dan 10 sifat negatip dan tanggapan


Tugas 2 :

Siswa diberikan tugas menilai diri sendiri secara jujur , bila mencapai 100 berarti memiliki SQ yang luar biasa.



    1. ESQ Sebagai Dasar Perencanaan Masa Depan


ESQ diperlukan oleh setiap individu agar dapat bertindak arif –bijaksana , dapat menyikapi segala sesuatu dengan lebih jernih dan cenderung mengisi kehidupan dengan bermakna.


Tugas 3 :

Siswa diberikan tugas meneliti barometer suasana hati dengan aplikasi dan realitas yang terdapat pada diri sendiri.


Kecakapan hidup yang dapat

dikembangkan pada kegiatan ini, adalah :

  • Pengembangan eksistensi diri sebagai machluk Tuhan, sosial dan lingkungan

  • Kesadaran potensi diri dan dorongan untuk mengembangkannya.



1.

Informasi














2. Orientasi


















3. Pembelajaran





















4. Konseling

Kelompok
























5. Konseling

Individu

1.

APIN

(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)


Non Tes


2.

Alih Tangan Kasus




















































Non Tes:

1)

format isian 10 sifat positif dan 10 sifat negativ yang dimliki serta tanggapan

2)

format isian penilaian diri sendiri








3)

format

Tes SQ, dorongan Suara Hati


2.

Alih Tangan kasus

(bagi siswa yang memerlukan memperoleh pelatihan ESQ secara pribadi maupun kelompok)

1.

Laiseg

(Penilaian segera)


2. Laijapen

(Penilaian jangka pendek)


3. Laijapang

(Penilaian jangka panjang)














































1.

Laiseg

(Penilaian segera)

mengetahui kunci kata hati ; 10 sifat positif –negatif

2. Laijapen

(Penilaian jangka pendek)

penlaian diri sendiri secara jujur, bila perolehan nilai 100, siswa memiliki SQ yang luar biasa

3. Laijapang

(Penilaian jangka panjang)

siswa ada pada satu garis orbit, dimensi spiritual bersifat universal

1.Alokasi waktu:


awal tahun pelajaran (Juli / Agustus 2006


2. Sumber Belajar


a)

Buku Modul BK kelas kelas III ’03, kelas XII ’04 , kelas XII ‘06


b)

Internet mailinglist ESQ L.C.


c)

Pelatihan ESQ.


d)

Seminar ESQ Learning Super Memory


3. Kerjasama:


a)

GP/ Konselor lainnya


b)

Guru Agama

Rohis dan Rokris


c)

Wakasek Sarana Prasarana


d)

Wakasek Kesiswaan


e)

Mengundang pakar ESQ khusus untuk remaja




Sub Tugas Perkembangan :

Mengembangkan penguasaan ilmu , teknologi dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karier dan melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam masyarakat yang lebih luas.


1

2

3

4

5

6

7
























Pribadi :


Pengembangan kemampuan mengenali dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya















Belajar:


1. Pemantapan kebiasaan disiplin belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara mandiri maupun berkelompok



2. Pemantapan penguasaan materi program belajar di SMA sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.
























































Karier :

1.Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan




















































2.

Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untu memenuhi kebutuhan hidup







































Sosial:

1. Orientasi tentang hidup berkeluarga

2. Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah ; pada guru dan nara sumber lainnya, ditempat latihan/ kerja/ unit produksi maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai adat-istiadat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku

1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik/ psikomotor, berkarya dan mengalihgunakan ilmu, teknologi dan seni untuk hidup di masyarakat lokal, nasional, regional dan internasional













1.1. Paradigma belajar sepanjang hayat dan sejagat hayat












1.2. Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mencapai meta kecerdasan


























































1.3. Memahami kecenderungan karir yang hendak dikembangkan













































1.4. Memiliki orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan

2. Perencanaan Karier

Setelah lulus SMA ? diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapainya, diperlukan perencanaan “Kemana setelah lulus SMA ?”

Ada 4 alternatif pilihan:

(A) Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, (B) Mengikuti kursus / pelatihan, (C) Memasuki dunia kerja, (D) Memasuki kehidupan berkeluarga


  1. Merencanakan Kelanjutan Studi ke Jenjang Pendidikan Tinggi


Didalam agama dikatakan ; setiap insan “belajar sepanjang hayat”; Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir mendatangkan pahala. Kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya / hilangnya keimanan). Mengandung “makna” bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu, harus memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran potensi diri.


Beberapa informasi mengenai perguruan tinggi sbb:


1. Status dan Akreditasi Perguruan Tinggi :

a) Status Terdaftar ; Diakui atau Disamakan diberikan kepada program studi perguruan tingi swasta

b) Status Terakreditasi ; Diakui atau Nir-Akreditasi , diberikan kepada semua perguruan tinggi


2. Jalur dan Jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi

a) Jalur Akademik (biasanya disebut jenjang Sarjana / S1), lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan serta pengembangannya

b) Jalur Profesional (sering disebut jenjang diploma) , lebih menekankan pada penerapan keahlian tertentu


3. Jenis Perguruan Tinggi

a) Universitas ; Sifatnya umum, terdiri dari berbagai fakultas- fakultas dan jurusan-jurusan . Menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan tertentu

b) Institut ; Sifatnya lebih khusus terdiri dari fakultas- fakultas dan jurusan yang menghasilkan keahlian sejenis. Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahuan sejenis

c) Sekolah Tinggi ; Mempunyai kekhususan satu bidang keahlian.Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu

d) Akademi ; Bersifat non gelar. Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan tertentu

e) Politeknik ; Bersifat non gelar .

Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.



4. Sistem Penerimaan Mahasiswa

a) Secara non tes ; melalui PMDK (Penelusuran Minat dan Bakat) , PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Belajar) , PSSB (Program Seleksi Siswa Berpotensi) , PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah) dsb.nya.

b) Secara Tes / Ujian Tulis , melalui SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru)


5. Sistem Belajar Di Perguruan Tinggi

Dikenal dengan sistem kredit semester / SKS . Jumlah SKS pada setiap jenjang pendidikan berbeda


Tugas 1:

Siswa berdiskusi (4-5 orang). Mengumpulkan informasi ; jurusan, mata kuliah, jenjang studi / strata serta prospek masa depan.Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.


Tugas 2 :

Sisw memilih 3 jurusan kelanjutan studi yang diminati.

6. Perguruan Tinggi Kedinasan

Perguruan Tinggi dibawah departemen selain Departemen Pendidikan Nasional

Tugas 3 :

Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi kedinasam; tempat alamat, syarat pendaftaran, mata kuliah yang dipelajari dan prospek masa depan . Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.


Tugas 4 :

Siswa menuliskan pilihan perguruan tinggi kedinasan dan kemungkinan hambatan yang dihadapi bagi yang berminat


7. Studi Ke Luar Negeri

Sudah lumrah bagi yang berminat dan memiliki dukungan mewujudkannya. Ada beberapa hambatan a.l.:

a) Bahasa b) Biaya Pendidikan , c) Program Keahlian Yang Dipilih


Tugas 5 :

Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi diluar negeri melalui media cetak, elektronik, internet maupun pameran pendidikan atau datang ke kedutaan negara asing; Dan tuliskan hasil diskusi menurut opini masing-masing


(B). Mengikuti Kursus / Pelatihan

Diawali dengan meningkatkan kecakapan hidup untuk dapat dijadikan modal bekerja / berwiraswasta dengan memasuki kursus keterampilan / pelatihan dan dipilih sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki



Tugas 6 :

Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi tempat alamat, fasilitas yang ada dan prospek masa depan Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.


Tugas 7 :

Siswa menuliskan dua jenis kursus keterampilan yang diminati


(C). Memasuki Dunia Kerja

Bekerja merupakan kebutuhan manusia agar keadaan dirinya lebih baik dan nyaman dalam menjalani kehidupannya dengan memperoleh sumber penghasilan. Tidak semua siswa melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, karena adanya berbagai alasan, maka dunia kerja menjadi pilihan.

Tahapan untuk memasuki dunia kerja, al:

1) mencari lowongan

a).mendaftar ke Depnaker

b).membaca koran, lihat iklan lowongan kerja/ media cetak

c).bergaul dengan orang yang sudah bekerja untuk menumbuhkan motivasi kuat mencari kerja

d).melihat informasi melalui media elektronik (TV, Internet,dll.)

e).mengunjungi pameran bursa kerja

f).memantapkan rasa percaya diri dan mempromosikan kemampuan yang dimiliki

ditindak lanjuti dengan mempersiapkan berkas persyaratan yang diminta

a).fotokopi STTB

b).fotokopi KTP

c).surat lamaran dan riwayat hidup

  1. mengikuti seleksi

a).administrasi, b) akademis, c) psikotes

d).wawancara, e).kesehatan


Tugas 8 :

Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi lengkap dengan persyaratan yang diminta (dalam bentuk kliping) Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.


Tugas 9 :

Siswa melakukan wawancara dengan orang yang berwiraswasta disekitar lingkungan tempat tinggal.


Tip menghadapi tes wawancara :


(D) Memasuki Kehidupan Berkeluarga

Menikah merupakan salah satu alternatif pilihan setelah lulus SMA, namun perlu dipertimbangkan kembali kemungkinan banyaknya hambatan dan tantangan.


Tugas 10 :

Siswa diminta menuliskan opini mengenai perkawinan diusia dini


Tugas 11 :

Siswa diminta menuliskan tiga (3) pilihan cita-cita / karier


Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini adalah :

Pengembangan berfikir dan bernalar, penggalian dan pengolahan informasi secara cerdas.

1.

Orientasi







Informasi















3.

Pembelajaran



















































4.

Penempatan dan Penyaluran




















5.

Konseling ndividu











1.

APIN

(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)





















































































non tes:

1)

format isian

pilihan program studi jurusan

alamat dan prospek masa depan

2)

tiga pilihan progam studi







3)

hasil diskusi perguruan tinggi kedinasan




4)

tiga pilihan perguruan tinggi kedinasan








5)

pemberian pendapat studi di luar negeri














6)

hasil diskusi lembaga / kursus keterampilan / BLK


7)

perolehan informasi dua tempat BLK



































8)

Lowongan pekerjaan





9)

laporan hasil wawancara orang ber wiraswawta

2.

HPDT :

(Himpunan Data):

alat peraga

tip meng

hadapi wa

APIN :

10)

Opini menikah di usia remaja


11)

tiga pilihan karier


1.

Laijapen

(pemilaian jangka pendek)


(merupakan proses dan perlu orientasi diri),

siswa mencari informasi, membuat klping, dll. Sejenis








2

laijapen

(penilaian jangka pendek)

dalam proses memperoleh berbagai informasi dan menghubungkannya dengan cita-cita / karier



















































Laijapang

(penilaian jangka panjang)


dalam proses orientasi diri, siswa perlu dipandu secara berkesinambungan sampai dengan satu semester , bahkan dapat sampai dengan satu tahun/ melepas kelulusan siswa

1.

Alokasi waktu :


Agustus/ September 2006


2.

Sumber belajar :


a)

Modul BK kelas III ’03,kelas XII ’04 , kelas XII ‘ 06


b).

Media cetak / surat kabar/ ilan lowongan kerja


c).

Media elektronik/ TV Internet informasi peluang kerja


d).

Majalah

Higher Learning tentang kelajutan studi di Perguruan Tinggi


5.

Brosur yang menginformasikan


a)

tempat- tempat studi bisa diperoleh sewaktu ada pameran

b)

tempat-tempat kursus


3.

Kerjasama :


a).

Wakasek Kurikulum


b).

Wakasek kesiswaan


c).

Institusi/ instansi negeri maupun swasta terkait

/ Psikolog






Sub Tugas Perkembangan :

Mencapai kematangan dalam pilihan karier.


1

3

4

5

6

7

8



































































































































































































Pribadi:


1.

Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usahapenanggulangannya


2.

Pemantapan kemampuan mengambil keputusan












Belajar :


1.

Pemantapan disiplin belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara mandiri maupun berkelompok


2.

Pemantapan penguasaan materi

Program belajar di SMA dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian









Pribadi :


Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan- kegiatan kreatif dan produktif , baik dalam kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya dimasa depan
















































arier:

Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan





Menguasai pengetahuan dan keterampian akademik serta beretos belajar untuk melanjutkan pendidikan dan atau berkarya



Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik / kognisi





































Memiliki keyakinan dan penghayatan kaidah keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME


1.1.Memahami siapa dan eksistensi diri manusia sebagai mahluk Tuhan YME.


1.2.Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu











































Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik / kognisi












































































k

  1. Analisis Potensi Diri


  1. Analisis Fisik untuk Memilih Karier

Kemampuan 1) Fisik, 2) Vokal, 3) Motorik atau Kontrol


Tugas 1 :

Siswa menuliskan ciri-ciri kemampuan fisik


Tugas 2 :

Siswa menuliskan tiga macam karier yang diminati beserta persyaratan fisik


Tugas 3 :

Siswa membuat kesimpulan antara kemampuan fisik dengan cita-cita pilihan karier


  1. Analisis untuk Memlih Karier

1) Kemampuan Akademik/

Kognisi merupakan perolehan nilai sebagai ukuran kemampuan individu dalam ulangan harian


Tugas 4 :

Siswa menganalisis kemampuan akademik yang dimiliki dengan menuliskan nilai hasil belajar


Tugas 5 :

Siswa menuliskan hasil tes psikologi yang telah diperoleh pada tahun sebelumnya (kelas X)


Tugas 6 :

Siswa berdiskusi dengan teman sebangku tentang hambatan / kesulitan yang dialami dalam menjalani pilihan program studi saat ini.


2) Kemampuan Khusus / Bakat

Bakat dimiliki oleh setiap individu yang dapat diketahui baik secara tes ialah ; DAT/ Differential Aptitude Test dirancang (oleh Benneth H, 1982) dan dipergunakan dalam konseling bagi siswa SMP dan SMA.

Tes bakat dibagi dalam bidang :

1) Verbal ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata

2) Numerik ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk angka-angka

3) Skolastik ; gabungan verbal dan numerik , menjadi penduga yang baik bagi penyelesaian studi di PT

4) Abstrak ; memecahkan masalah dengan menggunakan diagram, pola / rancangan

5) Relasi Ruang ; mampu memvisualkan, mengamati, membentuk gambaran mental dari obyek- obyek dengan melihat pola dua dimensi, dan berpikir dalam tiga dimensi

6) Mekanik ; mampu memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam

7) Kecepatan dan Ketelitian Klerikal ; seberapa cepat dan teliti dalam menyelesaikan tugas-tugas menulis

8) Kemampuan Bahasa Indonesia ; seberapa baik pengertian dan keterampilan seseorang mengenal ejaan yang betul dan salah dalam bahasa Indonesia

9) Kemampuan Bahasa Asing ; seberapa baik seseorang mempunyai kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membuat penalaran analitis tentang bahasa


Tugas 7 :

Siswa menuliskan bakat yang menonjol


Tugas 8 :

Siswa berdiskusi tentang hubungan bakat dan cita-cita

TIP :

Bakat akan berkembang bilamana memperoleh kesempatan untuk berkembang


B. Genogram .

Ialah grafik tiga generasi yang menggambarkan asal-usul keluarga seseorang / individu ( = silsilah, bahasa Indonesia).

Genogram dapat digunakan sebagai alat pendukung dalam identifikasi perencanaan dalam rangka menganalisis dan memanfaatkan untuk pengembangan karier individu


Tugas 9 :

Siswa membuat genogram


Tugas 10 :

Siswa menuliskan karier dan bakat yang menonjol dari anggota keluarga masing-masing.


Tugas 11 :

Siswa menelaah bakat dan hasil tes bakat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier.


Tugas 12 :

Siswa meminta pendapat masukan dari keluarga antara bakat dan cita-cita / karier.


4.Minat

Minat dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam merencanakan masa depan


Tugas 13 :

Siswa menuliskan empat cita-cita / karier yang diminati saat ini


Tugas 14 :

Siswa mengisi jawaban

inventory minat


Tugas 15 :

Siswa mengisi format dengan memindahkan angka-angka jawaban dan menjumlahkan pada tiap kelompok minat.


Tugas 16 :

Siswa membuat peringkat kelompok minat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier.


Tugas 17 :

Siswa memasukan data hasil psikotes minat


Tugas 18 :

Siswa menganalisa hasil tes minat dan menghubungkan hasil inventory minat menghubungkan


5. Kepribadian :

Organisasi yang dinamis dalam diri individu. Dan ada beberapa tipe kepribadian ; 1) Realistis, 2) Intelektual, 3) Sosial, 4) Konfensional, 5) Usaha , 6) Artistik


Tugas 19 :

Menjawab pertanyaan inventory kepribadian, dengan memberi tanda positif (+), bila sesuai atau negatif (-) bila tidak sesuai dengan pilihan


Tugas 20 :

Siswa menuliskan tiga alasan pada setiap nomor yang dipilih, baik positif (+) maupun (-) negatif


Tugas 21 :

Siswa memindahkan semua tanda (+) dan (-) dan mencocokan dengan kunci jawaban.


Tugas 22 :

Siswa membuat peringkat inventory kepribadian


Tugas 23 :

Siswa menganalisa tiga peringkat tertinggi dan hubungkan dengan cita-cita / karier


Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini :

- Mengembangkan potensi diri, baik fisik maupun psikis

- Pengembangan untuk memilih karier yang sesuai dengan potensiyang dimiliki

1.

Informasi









2.

Pembelajaran





























3. Penempatan dan Penyaluran




































































5.

Konseling Individu



















1. APIN

(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)







non tes: format isian

a)

ciri-ciri kemampuan fisik

b)

tiga macam karier yang diminati

c)

kesimpulan kemampuan fisik hubngannya dengan cita-cita / karier


d)

format isian analisis kemampuan akademik

2

HPDT

(Himpunan Data)

Nilai ulangan harian, rapor, UUB, Try-Out





e)

format isian menuliskan hasil psikotes


f)

format isian hasil diskusi hambatan yang dialami dalam pilihan program studi


HPDT :

ATK

(AlihTangan Kasus)

bialamana perlu pendalaman materi


APIN:

(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)


tes:

Progresive Matric dan / CFIT

non tes:

berupa format isian siswa hasil tes psikologi, jurusan yang disarankan, hasil diskusi kelompok , perihal pilihan program studi yang dipilih kini adakah kesesuaian antara IQ dengan cita-cita/ karier.


2.

HPDT:

(Himpunan Data)


hasil psikotes yang diperoleh dari biro konsultasi psikologi





3.

ATK

(Alih Tangan Kasus)


biro konsultasi psikologi, untuk melaksanakan tes IQ, Bakat dan Minat


APIN :

(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)


Tes :


DAT (Diferential Aptitude Tes)/ tes bakat


Non tes :


* Format isian :

a) bakat, prestasi yang pernah dicapai

b) hubungan bakat dengan cita-cita/ karier

c) tanggapan teman ; hubungan bakat dan cita-cita / karier

d) memberikan keterangan genogram ; karier dan bakat yang menonjol dalam keluarga

e) hubungan cita-cita/ karier dengan bakat; dari hasil tes bakat dan genogram


HPDT :

a) bagan genogram (silsilah=bahasa Indonesia)

b) TIPS :

Bakat akan berkembang, bilamana memperoleh kesempatan untuk berkembang





1. Laiseg

(penilaian segera)


a) ciri-ciri kemampuan fisik

b) tiga macam pilihan karier

c)

kemampuan fisik hubungannya dengan cita-cita/karier










2.Laijapen

(penilaian jangka pendek)


a) perolehan nilai setiap ulangan harian, b) perolehan hasil tes psikologi dapat terlihat bakat maupun minat serta potensi diri







































































3.

Laijapang

(Penilaian jangka panjang)


dapat memprediksi kelulusan , derdasar kemampuan akademis, pengembangan bakat serta minat kelanjutan studi melalui analisis potensi diri dalam hubungan dengan karier
































































1.

Alokasi waktu:


Okt_ Des. 2006 / Januari 2007


2.

Sumber belajar :


a)

Modul BK kelas III ’03, kelas XII ’04, kelas XII ‘06


b)

Kerangka Dasar Kurikulum 2004 dan stndar isi BSNP kaitan dengan Pengembangan Diri

c) Kebijakan dari sekolah/ wakasek kurikulum maupun Tim Pengembang dan Inovasi disekolah


3.

Kerjasama:


a).

Guru Mata pelajaran


b).

Guru Wali kelas


c). Wakasek Kurikulum















































Jakarta , Juli 2006


Retno Widajati

NIP 130 888 699









SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tahun Pelajaran 2006 - 2007


Sekolah : SMA Negeri 60 Jakarta Kelas : XII Semester: 6

Sub Tugas Perkembangan: Mencapai kematangan dalam pengambilan keputusan

Bidang Bimbingan

Kompetensi

Yang Diharapkan

Materi Pelayanan BK

Kegiatan

Ketera

ngan




Layanan

Pendukung

Penilaian


1

2

3

4

5

6

7

































Pribadi :

Pemantapan tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatannya yang kreatif dan produktif


Belajar :

Pemantapan sikap kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya





Karir :

Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan kariri yang hendak dikembangkan

























1

Memiliki keyakinan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Memiliki pemahaman yang mantap tentang bakat dan minat pribadi serta dapat menyalurkannya melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan produktif

2.

Menghargai eksistensi dalam berekspresi seni

.4. Pengambilan Keputusan


A. Pengambilan Keputusan Melalui Analisis SWOT

Merupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier


S = Streght / Kekuatan

Merupakan potensi pada diri sendiri (kemampuan akademis , kemampuan umum, kemampuan khusus / Bakat)

yang dapat mendukung cita-cita / karier


W = Weekness / Kelemahan

Merupakan kekurangan pada diri sendiri (potensi fisik dan potensi psikis ; malas, tidak termotivasi,dll.)yang kurang menunjang dan dapat menghambat cita-cita / karier


O = Opportunity / Peluang

Merupakan kesempatan yang dapat mendukung cita-cita / karier datangnya cenderung dari luar diri sendiri (dukungan orangtua / keluarga baik secara phisik sosial dan ekonomi)


T = Threats / Ancaman

Merupakan kesempatan yang dapat menghambat cita-cita / karier datangnya cenderung dari luar diri sendiri ( perbedaan pandangan dengan orangtua / keluarga , dll)


Tugas 1 :

Siswa menuliskan dua macam cita-cita / karier dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kemungkinan dihadapi


Tugas 2 :

Siswa membuat analisa hubungan antara cita-cita / karier serta peranan lingkungan


B. Meyakini Keputusan

Untuk meyakini suatu keputusan yang ditentukan berdasar analisis SWOT memerlukan emotional spiritual quotient dengan barometer suara hati yang dimiliki.


Tugas 3 :

Siswa mengambil keputusan


Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini, adalah :Kemampuan meyakini keputusan yang telah diambil berdasarkan analisa diri sendiri dan kepercayaan terhadap keagungan Tuhan YME.

1.

Informasi



































2.

Bimbingan

Kelompok









3. Konseling Individu














1.

APIN

(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)






























Non tes:

Format isian:

a)

dua macam cita-cita / karier dan

Analisis SWOT

b)

analisa hubungan cita – cita / karier serta peranan lingkungan

c)

Pengambilan keputusan



1.

Laijapen

(Penilaian jangka pendek)


a)

menentukan dua macam pilihan cita-cita / karier


b)

hasil hubungan cita-cita/ karier dan peranan lingkungan


c) pengambilan keputusan







2.

Laijapang

(Penilaian Jangka Panjang)


diterimanya siswa sesuai dengan pilihan yang telah diputuskan


1.

Alokasi Waktu :


Januari 2007


2.

Sumber belajar


a)

Buku Modul BK

kelas III ’03, kelas XII ’04, kelas XII ‘06


b)

Surat kabar, iklan Perguruan Tinggi, Dunia Kerja, Kursus



* Informasi PT, Dunia kerja Kursus,dll

High Leaner”

* Internet


3.

Kerjasama :

Orangtua siswa





Jakarta , Juli 2006





Mengetahui Guru Pembimbing

Kepala SMA Negeri 60 Jakarta




Dra Rachmawati Malik S.H. Retno Widajati

NIP :130 449 533 NIP : 130 888 699













KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan :

Bahwasanya upaya setiap Guru Pembimbing didalam menyikapi penerapan kurikulum berbasis kompetensi , dinamai kurikulum 2004, yang disempurnakan da tertuang dalam stadart isi BSNP tahun 2006, adanya penerapan Pengembangan Diri bagi seluruh siswa yang perlu diperhatikan oleh Guru Pembimbing dan/ atau Konselor dalam pembinaan pengembangannya.bagi siswa kelas X, XI dan XII . Selalu terjadi dinamika perubahan secara terus menerus menuju kepada pola pedoman pelayanan bimbingan dan konseling yang baku. Dan diterapkan di sekolah masing-masing sesuai dengan keberagaman potensi sekolah setempat maupun potensi siswa disesuaikan dengan kemampuan , bakat dan minat siswa beserta pemilihan layanan yang sesuai dengan keberagaman tersebut.

Tuntutan bagi setiap Guru Pembimbing selain memiliki ilmu pengetahuan bimbingan dan konseling dan keterampilan dalam layanan konseling perlu mempersiapkan perangkat administrasi untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan layanan, pendukung serta penilaian, dengan rambu-rambu yang ada dan dapat bekerja sama dengan Guru atapun personil yang sesuai dengan kebutuhan dalam pengembangan diri.

Contoh silabus Pelayanan Bimbingan dan Konseling ini hanya merupakan sebuah alternatif contoh yang dibuat


Saran :

Penerapan kurikulum 2004, dengan penyempurnaannya, tentunya masih membutuhkan pelatihan bagi setiap Guru Pembimbing secara terus menerus baik di Pusat maupun di propinsi ; oleh Dinas Dikmenti melalui wadah MGP baik ditingkat propinsi, wilayah, kecamatan atau rayion, maupun pada masing-masing sekolah.

Harapan kami selaku pengurus MGP Prop. DKI Jakarta, kepada teman-teman seprofesi akan jauh lebih baik dan sempurna dari kami dalam mempersiapkan diri, aktip mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Pembimbing , selalu meningkatkan ; kemampuan berimprovisasi dalam memberikan layanan dan keterampilan serta kreatifitas dalam membuat perangkat administrasi untuk menunjang layanan.

Atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga bermanfaat . Amien.


DAFTAR PUSTAKA :



Ary Ginanjar Agustian, ESQ , Arga , Cetakan 7, Jakarta 2002


Bekerja Dimana Setelah Tamat SMA ? , Depdikbud Dirjen PDM Dikmenum, Proyek Pengadaan Sarana Pembinaan Dan Penyempurnaan SLU , Jakarta 1998/1984


Dorothy Carnegie, A Treasury Of The Wisdom Of The Ages, Dale Carnegie’s Scrapbook, Publised By Dale Carnegie & Associates, Inc. 1475 Franklin Avenue, Garden City, NY 11530, Copyright 1959


Hasil Psikotest IQ, Bakat, Minat Siswa SMA Negeri 60 Jakarta, 2002


Juri Megaton dkk. , Modul Bimbingan dan Konseling Kurikulum 2004 : Orientasi Tunas Melati , Jakarta, 2004


Kurikulum 2004 Kerangka Dasar , Departemen Pendidikan Nasional , Jakarta , 2003


Majalah Higher Learning , Hilearnindo Media Pratama, Jakarta , 2002


Majalah :Kawanku , Gramedia, Jakarta , 2002


Majalah Kartini , Ghalia Indonesia , Jakarta

Majalah Psikologi Populer ANDA , Yayasan Bina Psikologi, Jakarta


Naniek Khrisnawati dkk., Modul Bimbingan dan Konseling Kurikulum 2004 : “Pengembangan Diri, Tunas Melati , Jakarta, 2004


Norman Vincent Peale , Berpikir Positif , Binarupa Aksara , Cetakan 1 , Jakarta , 1992


Nilai legger / hasil evaluasi belajar Semester I SMA Negeri 60 Jakarta , 2003


Paket I Bimbingan Karir Pemahaman Diri, Depdikbud Proyek Pengadaan Sarana Pembinaan Dan Penyempurnaan SMU – 1985/1986 , Jakarta 1985


Panduan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling, Pusat Kurikulum , Balitbang Depdiknas, Jakarta Pusat, 2003


Pedoman Umum Pelayanan Bimbingan Dan Konseling , Depdiknas Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum , 2002


Pengembangan Kurikulum Dan Sistem Penilaian Berbasis Komptensi- Sosialisasi KSPBK Tahun 2003, Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Umum


Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pusat Kurikulum, Balitbang, Depdiknas, Jakarta, 2002


Petunjuk Pelaksanaan Program Layanan Pendidikan Berbasis Luas Melalui Pembekalan Kecakapan Hidup Di SMU, Depdiknas Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah Umum – Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup PMU, 2003


Retno Widajati , Pendekatan ESQ Dalam Konseling , Makalah dalam Konvensi ABKIN di Bandung 2003


Retno Widajati dkk., Modul Bimbingan dan Konseling Kurikulum 2004 : “Pengambilan Keputusan”, Tunas Melati, Jakarta, 2004 dan 2006


Suharsono , Melejitkan IQ , IE & IS , Inisiasi Press , Cetakan 1 , Jakarta , 2002


Sukidi , Kecerdasan Spiritual , Gramedia Pustaka Utama , 2002


Tata Tertib Sekolah Menengah Atas Negeri 60 Jakarta, 2006


Visi dan Misi Sekolah Menengah Atas Negeri 60 Jakarta, 2005

















Lampiran 1


TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMA / MA




      1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

      2. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang sehat

      3. Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wamita

      4. Mencapai kematangan berpikir dan mengembangkan kemampuan umum

      5. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, seni dan kreasi sesuai dengan program kurikulum dan aspirasi karir dan/ atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi

      6. Mencapai kematangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat luas dalam hubungan interpersonal dan mengembangkan kecerdasan emosi

      7. Mencapai kematangan dalam gambaran dan sikap tentang kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

      8. Mencapai kemandirian pilihan karir sesuai dengan potensi yang dimiliki

      9. Mengembangkan kematangan dalam sistem etika, nilai dan kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual








Lampiran 2 :

BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING


  1. Bimbingan Pribadi :

1.1. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

1.2. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara jasmaniah maupun rohaniah

1.3. Pemantapan tentang pengembangan pola-pola pikir dan/ akal dan nurani

1.4. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk perannya

dimasa depan

1.5. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan upaya pengembangan kemampuan memecahkan masalah

1.6. Pemantapan tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif

1.7. Pemantapan kemandirian dalam pengambilan keputusan sesuai nurani

1.8. Pengembangan kemampuan mengenali dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya

1.9. Orietasi diri didasari pengembangan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual


  1. Bimbingan Sosial :

2.1. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita

termasuk peranannya (sebagai wanita maupun pria)

2.2. Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik dirumah, disekolah; pada guru dan nara sumber lainnya, ditempat latihan/

kerja/ unit produksi maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata - krama, sopan santun, serta nilai-nilai, adat-istiadat, hukum,

ilmu, dan kebiasaan yang berlaku

2.3. Pemantapan kemampuan pengembangan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya,

baik didalam maupun diluar sekolah dan masyarakat pada umumnya

2.4. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif

2.5. Pemantapan pemahaman tentang peraturan, situasi dan kondisi sekolah sebagai pengembangan ranah afektif serta upaya pelaksanaan,

dinamis dan bertanggung jawab

2.6. Orientasi tentang hidup berkeluarga


3. Bimbingan Belajar :

3.1. Pemantapan sikap dan kebiasaan berdoa ; sebelum dan sesudah belajar, efektif dan efisien serta produktif, baik dalam menggali dan mengolah

informasi dari berbagai sumber belajar serta bersikap pada guru dan nara sumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan

tugas – tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar

3.2. Pemantapan kebiasaan disiplin dalam belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara

mandiri maupun berkelompok

3.3. Pemantapan penguasaan materi program belajar di SMA sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian

3.4. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar, dan

masyarakat pada umumnya untuk pengembangan pribadi, wawasan dan/ pengetahuan

3.5. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi


4. Bimbingan Karir :

4.1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan

4.2. Pemantapan orientasi, penggalian dan pengolahan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan

4.3. Pemantapan pengembangan orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan hidup

4.4. Pemantapan pengembangan diri berdasarkan kecerdasan intelektual- emosional-spiritual untuk pengambilan keputusan pilihan

karir sesuai dengan potensi yang dimiliki

4.5. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan





Lampiran 3 :

KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN



1. Memiliki keyakinan dan penghayatan kaidah keimanan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran yang

dianutnya

2. Memiliki pola hidup berdasarkan nilai-nilai kebersihan, kesehatan, dan kebugaran jasmani – rohani

3. Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik

4. Memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan akademik dan psikomotor, berkarya dan mengalih

gunakan ilmu, teknologi, seni dan kreasi untuk hidup di masyarakat lokal, nasional dan internasional

5. Memiliki nilai dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan

6. Menghargai eksistensi dalam berekspresi seni

7. Berpartisipasi dan berwawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

8. Memiliki kematangan pengembangan sistem etika, nilai dan nurani

9. Memiliki kemandirian dalam pengambilan keputusan pilihan karir sesuai potensi yang dimiliki berdasarkan kecerdasan intelektual-emosi-spiritual